Harga Bitcoin Maksimum Bakal Tembus Level Segini di 2024
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur memperkirakan harga maksimum Bitcoin yang masih memiliki peluang untuk dicapai hingga akhir tahun ini sekitar USD 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar.
NAGA303, Jakarta Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur memperkirakan harga maksimum Bitcoin yang masih memiliki peluang untuk dicapai hingga akhir tahun ini sekitar USD 100.000 atau setara Rp 1,6 miliar.
Perkiraan itu muncul meskipun Bitcoin masih dalam tekanan dan sentimen negatif pasca halving per 20 April 2024. Namun, Fyqieh menekankan, harga Bitcoin secara maksimum ini juga bergantung pada sentimen pasar serta potensi permintaan besar dari institusi.
“Melihat kembali sejarah, halving pada tahun 2012 menandai awal dari kenaikan Bitcoin yang meroket, mendorong harganya sebesar 92 kali lipat pasca-halving. Peristiwa halving berikutnya pada tahun 2016 dan 2020 menunjukkan peningkatan yang signifikan masing-masing sebesar 30 kali dan 8 kali,” jelasnya, Senin (29/4/2024).
Adapun meningkatnya perdagangan Bitcoin turut membuat Tokocrypto berhasil mendominasi sekitar 43 persen pasar di awal 2024. Berdasarkan data CoinMarketCap, Tokocrypto memiliki lebih dari 4 juta pengguna, dan transaksi harian rata-rata melebihi USD 30 juta.
CEO Tokocrypto Yudhono Rawis mengatakan, catatan ini mencakup lebih dari 400 jenis token dan koin yang diperdagangkan di platform Tokocrypto.
“Jumlah pengguna kita di Q1 2024 dibandingkan Q2 2023 melonjak hingga plus 165 persen menjadi lebih dari 175 ribu pengguna baru. Sementara volume perdagangan dalam periode yang sama meningkat plus 161 persen mencapai lebih dari USD 2,5 miliar,” paparnya.
“Dengan kondisi pasar saat ini, kinerja transaksi Q1 2024 hampir mencapai USD 3 miliar atau 75 persen dari total transaksi di tahun 2023,” imbuh Yudho.
Perkembangan Kripto
Performa luar biasa di awal 2024 didukung oleh berbagai perkembangan positif dalam dunia kripto, termasuk optimisme terhadap ETF Bitcoin spot dan halving.
Yudho optimistis dalam meningkatkan volume transaksi perdagangan untuk mencapai USD 12 miliar (sekitar Rp 194 triliun) dan menggandakan jumlah pengguna menjadi 6 juta pengguna pada 2024.
“Pertumbuhan pengguna di Tokocrypto mencerminkan tren global yang menunjukkan minat yang meningkat dalam investasi kripto. Selain itu, adaptasi yang semakin meningkat dari investor Indonesia menunjukkan bahwa pasar kripto terus berkembang dan menjadi lebih inklusif bagi berbagai lapisan masyarakat,” tuturnya.
Investor Institusional Kanada Makin Gandrungi Kripto
Sebelumnya, Menurut laporan terbaru yang dilakukan oleh firma akuntan publik KPMG, investor institusional di Kanada secara signifikan meningkatkan eksposur mata uang kripto mereka tahun lalu dibandingkan dengan kenaikan sebelumnya.
Dilansir dari Coinmarketcap, Sabtu (27/4/2024), dalam survei tersebut, yang menerima 65 tanggapan dari investor institusi dan organisasi jasa keuangan, menemukan bahwa hampir 40% peserta melaporkan memiliki paparan langsung atau tidak langsung terhadap aset kripto pada 2023, naik dari 31% dibanding dengan studi KPMG pada 2021.
Dari responden, 31 orang diidentifikasi sebagai investor institusi yang mengelola aset lebih dari USD 500 juta atau setara Rp 8 triliun (asumsi kurs Rp 16.191 per dolar AS), sedangkan 34 sisanya adalah organisasi jasa keuangan.
Survei tersebut mengungkapkan sepertiga investor institusional telah mengalokasikan 10% atau lebih portofolio mereka ke aset kripto, menunjukkan peningkatan dari seperlima dua tahun lalu.
Survei tersebut menyoroti pasar yang semakin matang dan peningkatan infrastruktur penyimpanan sebagai faktor utama yang mendorong investor institusi untuk berinvestasi dalam aset kripto
Selain itu, perusahaan keuangan yang memperluas penawaran mereka menyebutkan peningkatan permintaan klien terhadap layanan aset kripto sebagai faktor signifikan.
Laporan tersebut juga mengungkapkan setengah dari investor institusional yang disurvei memiliki eksposur terhadap aset kripto melalui ETF Kanada, perwalian tertutup, atau produk teregulasi lainnya.
Selain itu, 58% peserta mempunyai eksposur melalui pasar saham, seperti Galaxy Digital di Bursa Efek Toronto, yang meningkat dari 36% pada 2021.
Eksposur melalui pasar derivatif juga mengalami peningkatan yang signifikan, dengan 42% investor institusi menerima eksposur dibandingkan dengan 14% pada 2021. Satu-satunya penurunan terjadi pada perusahaan modal ventura atau dana lindung nilai, turun menjadi 25% dari tahun sebelumnya sebesar 29%.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi