Terapkan Prokes Ketat, WSBK Mandalika Bisa Jadi Acuan Dunia dalam Gelaran Olahraga
NAGA303, Lombok World Superbike (WSBK) 2021 bakal digelar di Mandalika, Lombok pada 19-21 November 2021. Perhelatan internasional ini bakal menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat yang diharapkan nantinya bisa menjadi acuan negara lain dalam menggelar acara olahraga di masa pandemi.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan protokol kesehatan dengan menyediakan masker. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan ‘Gerakan Mobil Masker untuk Masyarakat’ jelang event balap motor ini merupakan kegiatan pariwisata internasional pertama yang akan di gelar Indonesia pada masa pandemi COVID-19.
“Mari kita bersama – sama menerapkan prokes demi mencegah terjadinya penyebaran COVID-19,” kata Ketua Sub Bidang Komunikasi Publik Satgas COVID-19, Troy Pantouw dalam keterangan pers.
Troy mengingatkan bahwa acara ini melibatkan banyak pihak baik dari dalam dan luar negeri. Maka dari itu kerja sama seluruh pihak dalam melaksanakan protokol kesehatan wajib dilakukan.
“Kami mengimbau, agar seluruh penonton, panitia, pihak–pihak terkait penyelenggaraan, dan masyarakat yang ada di sekitar sirkut tetap ketat mengikuti prokes,” kata Troy dalam acara dialog Penerapan Prokes di Sektor Pariwisata, di Lombok, Jumat (12/11/21).
Sudah Divaksinasi tapi Tidak Boleh Abai
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lendek Jayadi juga mengimbau kepada masyarakat dan pihak-pihak terlibat lain untuk tidak abai meski kasus COVID-19 rendah. Meski sudah divaksinasi COVID-19 prokes tidak boleh kendur.
Sebelumnya, Dinas Pariwisata Lombok telah melakukan berbagai langkah, salah satunya adalah vaksinasi terhadap pelaku wisata khususnya di kawasan Program Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).
“Semua pelaku wisata khususnya di kawasan DPSP telah tervaksin. Kami juga telah melakukan pemberdayaan kemampuan hospitality SDM Kepariwisataan,” ucap Lendek di kesempatan yang sama.
Lendek menyampaikan, pihaknya telah melakukan kurasi standarisasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability) bagi pengelola hotel, restauran, homestay dan destinasi desa wisata.
Troy mengungkapkan angka penularan COVID-19 Indonesia rendah dan tingkat keterisian rumah sakit juga mengalami hal yang sama. Alhasil pemerintah mulai melonggarkan aturan PPKM. Setali tiga uang, tingkat mobilitas masyarakat pun juga meningkat.
Sayangya, hal ini tidak diikuti dengan penerapan prokes yang ketat.
“Masyarakat merespon fenomena penurunan angka penularan dan pelonggaran PPKM secara euforia dan mulai abai terhadap Prokes Covid – 19. Contohnya di Jakarta, masyarakat sudah banyak yang abai dengan prokes,” ucap Troy.
Padahal, dalam situasi apapun selama masih pandemi penerapan disiplin prokes itu penting. Ini juga salah satu upaya dalam mencegah terjadinya gelombang ketiga COVID-19.
Upaya yang dilakukan untuk mencegah COVID-19 dengan meningkatkan kapasitas tes COVID-19. Lalu, menggencarkan kembali sosialisasi penerapan prokes, vaksinasi COVID-19, mengetatkan akses masuk dari luar negeri, mendorong penggunaan aplikasi Peduli Lindungi, dan mempercepat pengembangan obat anti COVID-19.
Sekali lagi, aman dari COVID-19 bisa terwujud jika seluruh elemen masyarakat terlibat aktif mewujudkannya.
“Kita mengenal apa yang disebut pentaheliks multi pihak. (Dalam) pentaheliks COVID-19 selain melibatkan lembaga–lembaga pemerintah, seperti Kementerian, TNI / POLRI / Satpol PP, juga melibatkan media, akademisi, para pakar, sektor swasta, Nakes, relawan, dan masih banyak lagi. Kita bersama–sama terus berupaya menekan angka penularan,” ucap Troy.
Satgas Ajak Perangi Hoaks COVID-19
Selain terus taat terhadap prokes, Troy berharap masyarakat cerdas dalam menerima informasi. Meski ada banyak informasi pastikan Anda tiidak percaya hoaks.
Selain hoaks, tantangan dalam upaya memutus penyebaran virus Corona,adalah infodemik seputar Covid-19. Infodemik ini mengarah pada informasi berlebih akan sebuah masalah, sehingga kemunculannya dapat mengganggu usaha pencarian solusi terhadap masalah tersebut.
Maraknya infodemik yang berisi berita tidak benar atau hoaks dan rumor mengenai COVID-19 di tengah masyarakat dapat memperburuk situasi pandemi itu sendiri. Laju penyebaran berita hoaks itu sering terjadi karena seseorang tidak memeriksa kembali saat membagikan ke orang lain dan tidak memahami tentang dampak dari informasi itu sendiri ke depannya.