Posyandu Kini buat Segala Usia, Bisa Cek Hipertensi dan Diabetes
NAGA303, Jakarta – Apabila posyandu selama ini biasa digunakan untuk memantau kesehatan ibu dan bayi, kini sudah bertransformasi untuk pelayanan kesehatan buat segala usia. Pemeriksaan kesehatan pun ditingkatkan dengan adanya skrining penyakit, seperti hipertensi dan diabetes.
Dalam pertemuan dengan wartawan beberapa waktu lalu, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memaparkan, pelayanan kesehatan posyandu ke depannya distandardisasi dengan pemeriksaan dari usia muda sampai lansia, mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan kakek-nenek.
“Posyandu kan tadinya hanya (buat) bayi dan ibu. Padahal, yang di rumah enggak hanya bayi dan ibu, ada anak-anak kecil, dewasa, ibu-bapaknya, kakek-neneknya. Sekarang kita ubah layanan kesehatan di level posyandu sifatnya promotif preventif untuk semua siklus hidup, dari bayi sampai lansia nenek,” jelasnya di Gedung Kementerian Kesehatan RI Jakarta, ditulis Senin (29/8/2022).
“Standar pelayanan juga distandardisasi, ada skrining diabetes, hipertensi, cancer. Ini buat pencegahan, jangan nanti tahu-tahu udah diabetes terus cuci darah. Kualitas hidup buruk, biaya mahal. Kalau dicek lebih dini, dikasih obat untuk mengontrol darah, biar enggak cuci darah, kan kualitas hidup baik dan ini (standardisasi pelayanan posyandu) nanti akan di grow up (dikembangkan) secara nasional.”
Peningkatan pelayanan kesehatan di posyandu, lanjut Budi Gunadi juga sudah didiskusikan bersama Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian. Peningkatan pelayanan kesehatan di posyandu juga dilatarbelakangi dengan ketidakcukupan jangkauan puskesmas. Jumlah puskesmas hanya tersebar di 7.230 kecamatan di Indonesia.
“Saya sudah diskusi dengan Pak Tito, yang namanya fasilitas kesehatan harus menyebar, puskesmas tersebar di 8.000-an kecamatan. Nah, kita turun (aktifkan) bikin posyandu di 85.000 tersebar di desa dan kelurahan di kabupaten/kota. Kita turun level lagi di dusun itu 300.000 posyandu,” katanya.
“Jadi, itu kita standardisasi fasilitas kesehatan (posyandu) 300.000. Udah jelas tuh melakukan apa, intervensi layanan apa nantinya.”
Jaga Orang Tetap Sehat
Adanya standardisasi pelayanan kesehatan primer pada posyandu dan puskesmas termasuk bagian dari transformasi layanan primer yang sedang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Kedua fasilitas kesehatan ini berfokus pada pencegahan (preventif) dan promotif.
Di mata Menkes Budi Gunadi Sadikin, layanan kesehatan primer menjaga masyarakat tetap sehat. Berbeda dibanding dengan layanan rujukan atau kuratif, yang mana seseorang sudah mendapat pengobatan atau masuk rumah sakit. Biaya layanan kesehatan dari sisi kuratif lebih mahal ketimbang preventif.
“Paling dekat di hati saya ya layanan primer. Ini kan menjaga orang tetap sehat. Dari sisi kualitas, contohnya COVID-19, kalau kita mencegah preventif pakai masker, minum vitamin, beli sepatu olahraga kan enggak sampai Rp1 juta,” tuturnya.
“Kalau kita strateginya kuratif, mengobati orang sakit, nunggu dulu sampai kena (terpapar COVID-19), kita enggak pakai masker, ketularan masuk rumah sakit, beli Remdesivir ya udah puluhan juta rupiah. Belum lagi kalau harus masuk ICU, beli Actemra juga puluhan juta rupiah.”
Tak hanya dari segi biaya, kualitas hidup bagi yang memanfaatkan pelayanan kesehatan primer dapat terjaga. Masyarakat tetap sehat, produktif, dan tidak perlu masuk rumah sakit.
“Dari sisi biaya, preventif jauh lebih murah daripada kuratif. Dari sisi kualitas hidup ya sangat baik, sebagus-bagusnya ruangan VIP di rumah sakit pakai ventilator, memang mau? Itulah sebabnya, kenapa ini (layanan kesehatan primer) penting,” pungkas Budi Gunadi.
“Bagaimana kita memperbaiki layanan preventif – promotif? Nomor satu itu jangkauan kita 270 juta populasi dan 17.000 pulau. Enggak bakal cukup kalau cuma 10.000 puskesmas. Kenapa enggak cukup? Kita belajar kalau di bawah 300.000 puskesmas ya enggak bakal mencapai 17.000 pulau dan 270 juta populasi. “
Adapun standar paket layanan kesehatan primer dalam Transformasi Kesehatan Layanan Primer Kemenkes RI untuk memenuhi kebutuhan tiap klaster siklus hidup secara menyeluruh, antara lain:
- Paket Layanan Kesehatan Lansia
- Paket Layanan Kesehatan Usia Produktif
- Paket Layanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
- Paket Layanan Kesehatan Bayi dan Balita
- Paket Layanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin dan Nifas