Komitmen Pertamina Bangun Hutan Mangrove untuk Lawan Abrasi
NAGA303 – PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) Sei Pakning terus berkomitmen menghentikan abrasi di wilayah pesisir Riau. Salah satunya caranya adalah dengan membangun Hutan Mangrove.
Permasalahan umum di wilayah Sungai Pakning (Riau) adalah abrasi. Berbagai upaya telah dilakukan masyarakat untuk memecahkan permasalahan itu, namun sering mengalami kegagalan. Hal itu disebabkan karena kurangnya pengetahuan mengenai tata cara penanaman mangrove dan besarnya arus yang menggerus daratan
Mulai tahun 2017 PT Pertamina RU II Sei Pakning mulai memperkenalkan beberapa metode alat pemecah ombak yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan penanaman mangrove dan pencegahan abrasi antara lain hybrid engineering, lalu hybrid engineering yang telah dimodifikasi dan terakhir ialah triangle mangrove barrier. Di wilayah gambut Pertamina RU II Sungai Pakning juga memperkenalkan Arboretum Gambut sebagai solusinya.
“Tahun 2004 sebenarnya kami sudah mulai tanam, tapi selalu gagal. Lalu Pertamina masuk dan mulai memberi edukasi 2017, baru ada hasilnya. Setelah masuk CSR Pertamina, baru mulai maju,” kata Ketua Kelompok Harapan Kaya Bersama, Alpan, Selasa (25/10/2022).
Sebagai wujud kepedulian PT. Pertamina RU II Sungai Pakning terhadap perlindungan biodiversity mangrove, maka dibangunlah Mangrove Education Center (MEC) Pangkalan Jambi sebagai tempat implementasi konservasi biodiversity ekosistem mangrove dan untuk edukasi terhadap masyarakat, Arboretum Gambut sebagai tempat pelestarian flora dan fauna, serta Mangrove Desa Tanjung Leban sebagai wilayah konservasi pesisir.
“Dampaknya sekarang bahkan ada ikan dan udang untuk warga mancing, kemudian menahan abrasi. Lalu juga kami melakukan pelestarian, penghijauan,” ucap Jefri, Sekretaris Kelompok Harapan Kaya Bersama.
CSR Berkelanjutan
Manager Produksi Pertamina RU II Sei Pakning, Antoni R Doloksaribu, menjelaskan pembangunan Hutan Mangrove di pesisir Riau merupakan bentuk CSR (Corporate Social Responsibility) yang berkelanjutan dari Pertamina.
“Mangrove salah satu prioritas kita untuk menghadapi abrasi. Kita fokuskan untuk membantu masyarakat di sini,” kata Antoni, Selasa (25/10/2022).
Kawasan pesisir di lokasi hutan mangrove merupakan daerah dengan ancaman abrasi air laut yang menggerus daratan dari tahun ke tahun, atau sekitar 150 meter daratan telah terendam air laut. Sehingga pemukiman warga terpaksa harus berpindah.
“Pertamina komitmen tanam kembali mangrove. Dan sekarang bisa dimanfaatkan untuk wisata, tanaman yang ditanam bisa jadi makanan berupa keripik, dodol dan banyak lagi.”
Antoni menjelaskan, Teknologi Triangle Mangrove Barrier (TRIMBA) jadi jawaban atas permasalahan hutan mangrove di pesisir Riau. Teknologi ini berfungsi untuk menahan ombak, menangkap sedimen, hingga mendukung pertumbuhan bibit mangrove.
“Kami ingin ini terus berkembang ke seluruh pesisir dengan kerjasama dari para Akademisi, Universitas Riau, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, masyarakat setempat dan masih banyak lagi,” pungkasnya.