5 Sisi Gelap Kota Paris, Tuan Rumah Olimpiade 2024

NAGA303 – 5 sisi gelap Kota Paris, tuan rumah Olimpiade 2024 menarik untuk diulas. Paris, Prancis menjadi tuan rumah Olimpiade 2024. Kota mode itu akan menjadi saksi negara mana yang paling superior dalam pesta olahraga sejagat itu.

Di balik kemeriahan Olimpiade Paris 2024, banyak hal yang telah menginspirasi banyak generasi tentang kota ini. Ya, Paris telah banyak melahirkan tren fesyen yang tak lekang oleh waktu, dan menghasilkan kuliner yang dianggap sebagai harta warisan dunia oleh UNESCO. 

Kota ini memiliki begitu banyak museum seni, monumen, dan taman yang indah sehingga sulit untuk melacak semuanya. 
Memang benar bahwa aktivitas menyenangkan bisa dilakukan di Paris, seperti mengunjungi Menara Eiffel, memandangi perahu sungai yang berlayar di sepanjang Sungai Seine hingga melintasi jembatan antara Katedral Notre Dame dan Palais de Justice.

Meski begitu, bukan berarti kota mode ini tidak memiliki sisi gelap. Maraknya tindak kriminal seperti pencopetan hingga kasus pemerkosaan sudah lumrah terjadi di ibu kota Prancis ini.

Jika merasakan lama tinggal di Paris, Anda akan merasakan banyak hal yang benar-benar membuat kesal. Nah, berikut NAGA303 akan mengulas 5 sisi gelap Kota Paris, tuan rumah Olimpiade 2024.

5 Sisi gelap Kota Paris, Tuan Rumah Olimpiade 2024

1. Marak aksi pencopetan
Hal paling buruk mengenai kota ini ialah maraknya aksi pencopetan terhadap pelancong. Jika Anda mengunjungi Paris, harus ekstra waspada agar tidak menjadi sasaran pencopet dan pengemis yang bersifat agresif. 

Anda benar-benar harus berhati-hati, terutama di halte metro dan stasiun kereta yang sibuk. Orang-orang akan mengikuti Anda melalui pintu putar dan menyasar dompet Anda saat di keramaian atau mereka akan memanfaatkan kelengahan Anda.

2. Orang bertanya dianggap dungu
Jangan pernah bertanya seperti menanyakan alamat jalan kepada orang yang ditemui di kota ini. Ya, jangan lakukan itu, kecuali Anda siap menghadapi cibiran dari warga Paris yang dingin. 

Penduduk setempat akan mengabaikan Anda sepenuhnya, memandang Anda seolah-olah Anda baru saja merangkak dari bawah batu tepi jalan terdekat atau menjawab dalam bahasa Prancis yang cepat dan sulit ditembus.

Mereka akan pergi sebelum Anda dapat meminta mereka mengulangi jawabannya. Jika Anda tersesat, carilah turis lain untuk membantu Anda menunjukkan jalan.

3. Paris itu mahal
Saat melihat harga atau tarif di Paris, maka Anda akan mengernyitkan dahi bahkan geleng-geleng kepala. Sebagai perbandingan saja, hotel di kota mode ini jauh lebih mahal daripada di Roma, untuk ukuran kamar setengahnya. 

Ingat saja, tujuan Paris adalah menjelajahi Paris dan tidak berdiam diri di kamar Anda. Jadi, jika Anda menetapkan ekspektasi untuk ruangan kecil dengan kemungkinan kamar mandi bersama, maka Anda tidak akan kecewa.

4. Sering terjadi mogok kerja
Aksi mogok kerja merupakan kejadian paling sering terjadi di Paris. Hal ini tentu akan memengaruhi perjalanan Anda ke Paris, baik itu saat mengakses bus, atau perjalanan ke bandara, karena pasti lalu lintas akan macet. 

Jika Anda khawatir terkait masalah ini, konsultasikanlah dengan staf di hotel Anda sebelumnya dan tanyakan apa yang akan terjadi. Secara umum, mereka berusaha memastikan bahwa pemogokan tidak terlalu berdampak pada industri pariwisata.

5. Terlalu padat
Paris berada di peringkat ke-27 kota terpadat di dunia, mengalahkan Mumbai di India dan Kairo, Mesir. Tak heran jika kota ini begitu padat, belum lagi pelancong insternasional yang berseliweran di jalanan Kota Paris. Tidak sulit untuk memahami mengapa banyak orang membuat kecewa. Kota ini juga merupakan kota yang paling banyak dikunjungi di dunia, sehingga menambah klaustrofobia.

Anda akan lebih sering mengantre di Paris, karena banyaknya turis, terutama di Louvre dan Menara Eiffel. Antrean tempat wisata terbaik di Paris mungkin membuat Anda takut, dan itu tidak masalah. 

Paris begitu indah, Anda dapat dengan mudah menjelajahinya dari jalan dan mengagumi bagian luar bangunannya. Untuk membantu mengurangi waktu tunggu, cobalah membeli tiket berjangka waktu sebelumnya dan kunjungi museum besar pada pertengahan pekan.